Kata Ibrani “BARA” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu di dalam pikiran alias berfikir untuk “MENCIPTAKAN” sesuatu.
Kata Ibrani “HAYAH” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dengan
cara menyuruh orang lain atau makhluk lain atau makhluk hidup lain untuk
“MENJADI” sesuatu.
Kata Ibrani “ASAH” memiliki pengertian
“MENCIPTAKAN” sesuatu dengan cara membentuknya dari bahan baku yang
asalnya dari diri sendiri.
Kata Ibrani “YATSAR” memiliki
pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dengan cara membentuknya dari bahan
baku yang sudah ada (Bukan dari diri sendiri).
Kata Ibrani “BANAH” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dari bahan baku yang sudah dibentuk menjadi sesuatu.
------------------------------------
Apabila anda memahami beberapa kata Ibrani di atas yang berkaitan dengan proses "PENCIPTAAN", maka anda tidak akan lagi mengalami kesulitan untuk memahami kisah penciptaan yang tertulis di dalam kitab alam semesta (ALKITAB) dengan benar.
-----------------------------------
Kitab Kejadian 1 : 1 (Terjemahan LAI)
Apabila anda memahami beberapa kata Ibrani di atas yang berkaitan dengan proses "PENCIPTAAN", maka anda tidak akan lagi mengalami kesulitan untuk memahami kisah penciptaan yang tertulis di dalam kitab alam semesta (ALKITAB) dengan benar.
-----------------------------------
Kitab Kejadian 1 : 1 (Terjemahan LAI)
Pada Mulanya Allah “MENCIPTAKAN” langit dan bumi.
Kata “MENCIPTAKAN” pada ayat di atas diterjemahkan dari kata Ibrani – “BARA”
Kata Ibrani “BARA” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu di dalam pikiran alias berfikir untuk “MENCIPTAKAN” sesuatu.
Karena itu, terjemahan yang lebih tepat untuk Kitab Kejadian 1 : 1 adalah sebagai berikut :
Kitab Kejadian 1 : 1 (Terjemahan yang lebih tepat).
Pada mulanya Allah “BERFIKIR UNTUK MENCIPTAKAN” langit dan bumi.
----------------------------------
Kitab Kejadian 1 : 2 (Terjemahan LAI).
----------------------------------
Kitab Kejadian 1 : 2 (Terjemahan LAI).
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Bumi belum berbentuk artinya bumi belum memiliki bentuk. Hal ini
disebabkan bentuknya bumi baru ada di dalam pemikiran Allah. Walaupun
bentuknya bumi baru ada di dalam pemikiran Allah, namun keberadaannya
sudah ada pada mulanya. Karena itu dikatakan bumi kosong. Kosong artinya
di dalam bumi tidak ada apa - apanya dan tidak ada penghuninya sama
sekali.
Bahasa singkatnya yaitu, ada oknum yang nanti akan
dibentuk dan akan dinamai oleh Allah dengan nama bumi yang keberadaannya
sudah ada bersama – sama dengan Allah, namun keadaannya masih kosong
dan tidak berpenghuni.
Kitab Kejadian 1 : 3 (Terjemahan LAI).
Berfirmanlah Allah: "JADILAH TERANG." Lalu terang itu jadi.
Setelah selesai memikirkan bagaimana bentuknya langit dan bumi, maka
Allah mulai melakukan aktifitasnya untuk pertama kali dengan cara
berfirman “JADILAH TERANG”.
Bahasa Ibrani “JADILAH TERANG” adalah “HAYAH ‘OWR”
Kata Ibrani “HAYAH” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dengan
cara menyuruh orang lain atau makhluk lain atau makhluk hidup lain untuk
“MENJADI” sesuatu.
Allah mustahil gila sehingga berbicara kepada
diri sendiri untuk menjadikan terang. Karena itu Alkitab mencatat
perkataan Allah itu dengan kata “HAYAH”.
Karena Allah baru
melakukan aktifitas-Nya pertama kali di dalam Kitab Kejadian 1 : 3, maka
semua yang ada di dalam Kitab Kejadian 1 : 2 mustahil adalah ciptaan
Allah.
Apa saja yang ada di dalam Kitab Kejadian 1 : 2 ?
1.Bumi
2.Gelap Gulita
3.Samudera Raya
4.Roh Allah
5.Air
2.Gelap Gulita
3.Samudera Raya
4.Roh Allah
5.Air
Kelima oknum di atas sudah ada bersama - sama dengan Allah pada
mulanya. Karena sudah ada kelima oknum di atas, maka ketika Allah
berfirman “HAYAH”, maka tentu saja firman itu ditujukan kepada salah
satu oknum yang sudah ada bersama - sama dengan Allah itu. Siapakah
oknum itu ?
“SAMUDERA RAYA”
Allah memerintahkan “Samudera
Raya” untuk menjadi terang. Kemudian “Samudera Raya” menjadikan dirinya
terang. Setelah “Samudera Raya” menjadi terang, maka Allah mulai
memisahkan “Samudera Raya” dari “Gelap Gulita”. Karena pada mulanya
“Gelap Gulita” dan “Samudera Raya” bersatu. Setelah berpisah, maka Allah
mulai memberi nama baru kepada “Samudera Raya” yaitu “SIANG” dan kepada
“Gelap Gulita” yaitu “Malam”
Karena itu Alkitab mencatat kisah di atas sebagai berikut :
Kitab Kejadian 1 : 2b (Terjemahan yang lebih baik)
"........gelap gulita “- BERADA- DI ATAS MENUTUPI” (IBRANI - PANIYM `AL) samudera raya....."
Kitab Kejadian 1 : 3 - 5
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah
melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari
gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
NB : Samudera
Raya yang menjadi terang adalah permulaan di dalam proses terbentuknya
langit (Sorga) yang pada mulanya ada di pikiran Allah.
- Bersambung -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar