Kamis, 21 Juli 2016

Memahami kisah penciptaan alam semesta yang tercatat di Alkitab dengan benar ( Bagian 4 )

Mengkoreksi Alkitab terjemahan LAI
--------------------------------
Pendahuluan :

1. Trit kali ini membutuhkan kesabaran dan keseriusan tingkat tinggi. 

2. “SPEED READING” sangat tidak disarankan ketika membacanya. Karena apabila anda hanya membaca “SEKEDARNYA”, anda akan kehilangan kesempatan untuk memahami isi trit. 

3. Trit kali ini @Stephie persembahkan kepada mereka yang biasa @Stephie sapa dengan nama “PARA PENCARI KEBENARAN ALAM SEMESTA”

4. Pahami dahulu beberapa kata Ibrani yang ada di bawah ini, agar bisa memahami isi trit.

5. Selamat membaca
--------------------------------
Kata Ibrani “BARA” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu di dalam pikiran alias berfikir untuk “MENCIPTAKAN” sesuatu.

Kata Ibrani “HAYAH” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dengan cara menyuruh orang lain atau makhluk lain atau makhluk hidup lain untuk “MENJADI” sesuatu.

Kata Ibrani “ASAH” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dengan cara membentuknya dari bahan baku yang asalnya dari diri sendiri.

Kata Ibrani “YATSAR” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dengan cara membentuknya dari bahan baku yang sudah ada (Bukan dari diri sendiri).

Kata Ibrani “BANAH” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dari bahan baku yang sudah dibentuk menjadi sesuatu.
--------------------------------
Ketika Allah berfirman : “HAYAH”, maka makhluk hidup yang mendapat firman itu akan melaksanakannya dengan cara meng - “HAYAH” dirinya sendiri menjadi seperti apa yang dikehendaki oleh Allah yang berfirman.

Contohnya :

Kitab Kejadian 1 : 3 (Terjemahan LAI)

Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

---> Jadilah terang : (Ibrani - “HAYAH ‘OWR”)
---> Lalu terang : (Ibrani - “‘OWR”)
---> Itu jadi : (Ibrani - “HAYAH”)

Kitab Kejadian 1 : 3 (Terjemahan yang lebih baik)

Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang". – Kemudian – menjadi terang.

Siapa yang menjadi terang ?

“SAMUDERA RAYA”

Untuk lebih lengkapnya silahkan klik link di bawah ini :

--------------------------------
Ada dua Allah yang tercatat di dalam Kitab Yohanes 1 : 1 - 3. 

Allah yang pertama adalah Allah “YANG BUKAN PENCIPTA”. Allah ini dikenal di dalam kitab kejadian sebagai “ALLAH YANG BERFIRMAN”. 

Allah yang kedua adalah Allah “PENCIPTA”. Allah ini dikenal di dalam kitab kejadian sebagai “ALLAH YANG MENGGENAPI / MELAKSANAKAN KEHENDAK” dari “ALLAH YANG BERFIRMAN”
Untuk memahaminya dengan jelas, silahkan klik link berikut ini :


Apabila anda sudah memahaminya, maka @Stephie yakin anda tidak akan kesulitan untuk memahami kisah yang tercatat di dalam Kitab Kejadian 1 : 3.

Kitab Kejadian 1 : 3 adalah kisah awal yang mencatat keberadaan dua Allah yang ditulis oleh penulis kitab Yohanes tersebut. 

Allah tanpa nama ---> Allah yang berfirman (Bukan Allah pencipta)

Allah yang bernama “FIRMAN” ---> Allah pencipta. Ciptaan pertamanya adalah “MENJADIKAN DIRINYA TERANG” 

Terang bisa dimaknai sebagai :

1.Kelihatan
2.Kebaikan
3.Hidup / Kehidupan

---> Makna “TERANG” akan dibahas di trit lainnya

Allah pencipta ditulis oleh penulis kitab Kejadian dengan nama “SAMUDERA RAYA”.

Allah pencipta ditulis oleh penulis kitab Yohanes dengan nama “FIRMAN”
----------------------------------
ADA DUA SORGA DI ALAM SEMESTA INI
----------------------------------
Kata langit di dalam Kitab Kejadian yang diterjemahkan oleh LAI diambil dari kata Ibrani - “SHAMAYIM”. Kata “SHAMAYIM” sebenarnya lebih tepat diterjemahkan menjadi “SORGA”

Kitab Kejadian 1 : 1 (Terjemahan LAI)

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi

---> Menciptakan : (Ibrani - “BARA”)
---> Langit : (Ibrani - “SHAMAYIM”)

Kitab Kejadian 1 : 1 (Terjemahan yang lebih baik)

Pada mulanya Allah “BERFIKIR UNTUK MENCIPTAKAN SORGA” dan bumi.
----------------------------------
Ketika Allah sudah menemukan bagaimana caranya untuk menciptakan Sorga, maka Allah mulai mewujudkannya dengan cara “BERFIRMAN”

Cara Allah menciptakan Sorga :

1. Berfirman kepada Allah pencipta (SAMUDERA RAYA) untuk menciptakan kehidupan / hidup alias keluar dari kegelapan alias memperlihatkan dirinya kepada Allah yang berfirman. 

---> Inilah yang dimaksudkan dengan “SAMUDERA RAYA” menjadi “TERANG”

Kenapa Samudera Raya harus kelihatan terlebih dahulu ? 

Karena “SAMUDERA RAYA” pada awalnya berada di bawah “GELAP GULITA”. Dengan kata lain “SAMUDERA RAYA” tidak kelihatan karena tertutup oleh “GELAP GULITA” yang berada di atasnya.

Kitab Kejadian 1 : 2b (Terjemahan yang lebih baik)

….”GELAP GULITA” berada di atas menutupi “SAMUDERA RAYA”…….

2. Setelah Allah pencipta (SAMUDERA RAYA) kelihatan, Allah yang berfirman kemudian memberi nama baru kepadanya dengan nama “SIANG”

Kitab Kejadian 1 : 5a 

Dan Allah menamai terang itu “SIANG”.….

3. Setelah memberi nama “SIANG” kepada Allah pencipta (SAMUDERA RAYA), Allah yang berfirman kembali berfirman kepada Allah pencipta (SAMUDERA RAYA) untuk menciptakan pembatas air alias menciptakan “CAKRAWALA”.

Kitab Kejadian 1 : 6

Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."

---> Jadilah cakrawala : (Ibrani - “HAYAH RAQIYA”)

4. Allah pencipta merespon Firman Allah itu dengan cara menjadikan dirinya sendiri sebagai pembatas air / cakrawala. 

Kenapa Allah pencipta (“SAMUDERA RAYA”) harus menjadikan dirinya sendiri sebagai pembatas air (“CAKRAWALA”) ?

---> Karena Allah yang berfirman menyampaikan Firmannya dengan kata : “HAYAH”

Kata Ibrani “HAYAH” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dengan cara menyuruh orang lain atau makhluk lain atau makhluk hidup lain untuk “MENJADI” sesuatu.

5. Namun di dalam Kitab Kejadian 1 : 7, tercatat ada pribadi / oknum / makhluk hidup lain yang juga menciptakan pembatas air (CAKRAWALA) dengan cara yang berbeda atau tidak sesuai dengan kehendak dari Allah yang berfirman.

Pribadi / oknum / Makhluk hidup yang lain itu juga ditulis oleh penulis Kitab kejadian dengan nama “ALLAH”.

Berikut ini adalah kisah lengkapnya :

Kitab Kejadian 1 : 6 - 7 (Terjemahan LAI)

Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.

Apabila kita membaca beberapa ayat terjemahan LAI di atas, sepertinya tidak ada keanehan. Dan kita akan dengan cepat mengambil kesimpulan bahwa ketika Allah yang berfirman berkata : “Jadilah cakrawala”, maka Allah pencipta langsung menciptakan cakrawala. Dan selesai begitu saja.

Namun kejadian penciptaan cakrawala di alam semesta ini tidak sesederhana itu, apabila kita melihat dari bahasa aslinya - IBRANI.

Ada dua kata Ibrani di dalam Kitab Kejadian 1 : 7 yang tidak diterjemahkan oleh LAI. Berikut ini adalah kata - kata ibraninya :

Kitab Kejadian 1 : 7

Maka Allah
<0430>

menjadikan
<06213>

cakrawala
<07549>

dan Ia memisahkan
<0914>

air
<04325>

yang
<0834>

ada di bawah
<08478>

cakrawala
<07549>

itu dari
<0996>

air
<04325>

yang
<0834>

ada di atasnya
<05921>

.Dan jadilah
<01961>

demikian
<03651>

[<0996> <07549>]

Lihat pada penjelasan di atas. Ada angka 0996 dan 07549 yang tidak diterjemahkan oleh LAI.

0996 - Ibrani (BEYN) ---> Tengah - tengah / pemisah

07549 - Ibrani (RAQIYA) ---> Cakrawala

@Stephie tidak mengetahui alasan yang tepat, kenapa LAI tidak menterjemahkan kedua kata itu. Tetapi hal yang paling masuk akal adalah : “Apabila kedua kata itu diterjemahkan oleh LAI, maka akan terlihat dengan jelas bahwa ada dua cakrawala yang diciptakan di alam semesta ini. Dan @Stephie yakin ini akan sangat membingungkan penafsiran mereka (LAI) yang sudah ada selama ini bahwa di dalam alam semesta ini hanya boleh ada satu cakrawala saja. Bukan dua. Sehingga mereka (LAI) lebih memilih untuk mengabaikan kedua kata Ibrani itu.”
------------------------------
Kitab Kejadian 1 : 6

Berfirmanlah Allah: "JADILAH cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."

---> Jadilah : (Ibrani - “HAYAH”)

Kata Ibrani “HAYAH” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dengan cara menyuruh orang lain atau makhluk lain atau makhluk hidup lain untuk “MENJADI” sesuatu.

Allah yang berfirman menghendaki Allah pencipta menciptakan cakrawala dengan cara “HAYAH”

Namun yang tercatat di dalam Kitab Kejadian 1 : 7 (Terjemahan LAI) adalah demikian :

Maka Allah “MENJADIKAN” cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.

---> Menjadikan : (Ibrani - “ASAH”)

Kata Ibrani “ASAH” memiliki pengertian “MENCIPTAKAN” sesuatu dengan cara membentuknya dari bahan baku yang asalnya dari diri sendiri.

Sangat mustahil. 

Allah pencipta yang ditulis oleh penulis kitab kejadian dengan nama “SAMUDERA RAYA” dan ditulis oleh penulis kitab Yohanes dengan nama “FIRMAN” mustahil menciptakan cakrawala dengan cara “ASAH”. Karena Firman dari Allah yang berfirman adalah “HAYAH”. Maka sudah pasti Allah pencipta (SAMUDERA RAYA) akan menciptakan cakrawala dengan cara “HAYAH”

Karena itu apabila kita memperbaiki Alkitab terjemahan LAI, maka kita akan melihat ada dua cakrawala yang diciptakan di alam semesta ini.

Kitab Kejadian 1 : 6 - 7 (Terjemahan lebih baik)

1. Berfirmanlah Allah: "JADILAH (HAYAH) cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."

2. Maka Allah MENJADIKAN (ASAH) cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. 

3. Dan JADILAH (HAYAH) cakrawala pemisah itu

Point no 2 adalah kisah penciptaan cakrawala yang diciptakan "BUKAN" oleh Allah pencipta (SAMUDERA RAYA), namun diciptakan oleh pribadi / oknum / makhluk hidup lain yang sudah ada pada mulanya, dan ditulis juga oleh penulis kitab Kejadian dengan nama “ALLAH”.

Kitab Kejadian 1 : 6 - 7 mencatat tentang keberadaan tiga Allah.

Allah yang pertama adalah Allah yang berfirman : HAYAH RAQIYA (jadilah cakrawala).

Allah yang kedua adalah Allah yang menciptakan RAQIYA (Cakrawala) dengan cara “ASAH”.

Allah yang ketiga adalah Allah yang menciptakan RAQIYA (Cakrawala) dengan cara “HAYAH".
------------------------------
Kejadian 1 : 8 (Terjemahan LAI)

Lalu Allah menamai cakrawala itu LANGIT. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.

---> Langit (Ibrani - “SHAMAYIM”)

Kata Ibrani “SHAMAYIM” lebih tepat diterjemahkan sebagai “SORGA”

Kejadian 1 : 8 (Terjemahan lebih baik)

Lalu Allah menamai cakrawala itu “SORGA”. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
---------------------------
Dengan adanya dua cakrawala yang tercipta, maka secara otomatis di alam semesta ini dua Sorga.

Sorga yang pertama diciptakan dengan cara “ASAH” ---> Diciptakan bukan oleh Allah pencipta

Sorga yang kedua diciptakan dengan cara “HAYAH” ---> Diciptakan oleh Allah pencipta

Itulah kisah penciptaan Sorga yang pada mulanya dipikirkan oleh “ALLAH YANG BERFIRMAN” 

1. Memunculkan “Samudera Raya” ---> Terang (Hari Pertama)

2. Menjadikan “Samudera Raya” pembatas air ---> Cakrawala

3. Memberi nama baru lagi kepada “Samudera Raya” ---> Sorga (Hari Kedua)

---> Namun ada Sorga lain yang juga diciptakan, tetapi tidak sesuai dengan kehendak “ALLAH YANG BERFIRMAN”, yaitu Sorga yang diciptakan dengan cara “ASAH”. Bukan “HAYAH”

- Bersambung -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar