Ada dua Allah yang ditulis oleh penulis Kitab Yohanes, yang
keberadaannya sudah ada bersama - sama pada awalnya / pada mulanya.
Allah yang pertama ditulis dengan nama “FIRMAN” dan Allah yang kedua
ditulis dengan nama “ALLAH” alias “TIDAK BERNAMA / TANPA NAMA.”
“FIRMAN” adalah Allah pencipta.
“TANPA NAMA” bukan Allah pencipta.
---------------------------------
Ada tiga Allah yang ditulis oleh penulis Kitab Kejadian.
Ada tiga Allah yang ditulis oleh penulis Kitab Kejadian.
1. Allah yang pertama adalah “ALLAH YANG BERFIRMAN” alias “ALLAH YANG HANYA NGOMONG DOANG.”
2. Allah yang kedua adalah “Allah yang mewujudkan kehendak dari ALLAH YANG BERFIRMAN”.
3. Allah yang ketiga adalah “Allah yang ikut - ikutan mewujudkan kehendak dari “ALLAH YANG BERFIRMAN”.
----------------------------------
Karena penulis Kitab Kejadian menuliskan ada “ALLAH YANG BERFIRMAN alias ada ALLAH YANG HANYA NGOMONG DOANG”, maka penulis Kitab Yohanes menuliskan Allah tersebut sebagai “ALLAH YANG BUKAN PENCIPTA”
----------------------------------
Karena penulis Kitab Kejadian menuliskan ada “ALLAH YANG BERFIRMAN alias ada ALLAH YANG HANYA NGOMONG DOANG”, maka penulis Kitab Yohanes menuliskan Allah tersebut sebagai “ALLAH YANG BUKAN PENCIPTA”
Karena penulis Kitab Kejadian menuliskan ada “ALLAH YANG MEWUJUDKAN
KEHENDAK DARI ALLAH YANG BERFIRMAN”, maka penulis Kitab Yohanes
menuliskan Allah tersebut sebagai “ALLAH PENCIPTA”
Karena penulis
Kitab Kejadian menuliskan ada “ALLAH YANG IKUT - IKUTAN MEWUJUDKAN
KEHENDAK DARI ALLAH YANG BERFIRMAN”, maka penulis Kitab Yohanes tidak
menuliskan Allah yang demikian. Karena Allah tersebut tidak layak
disebut sebagai Allah. Allah tersebut lebih layak disebut sebagai “ANTI
ALLAH”
Karena penulis Kitab Kejadian menuliskan ada “ALLAH YANG
IKUT - IKUTAN MEWUJUDKAN KEHENDAK DARI ALLAH YANG BERFIRMAN”, maka @Stephie menyebut "ALLAH" yang demikian adalah "ALLAH KUTU KUPRET"
---------------------------------
Pada mulanya “ALLAH TANPA NAMA” berfikir untuk menciptakan Sorga dan Bumi. Keberadaan “ALLAH PENCIPTA” pada saat itu tersembunyi dari pandangan “ALLAH TANPA NAMA”. Hal itu dikarenakan “ALLAH PENCIPTA” tertutup oleh “GELAP GULITA”. Setelah “ALLAH TANPA NAMA” menemukan caranya untuk menciptakan Sorga dan Bumi, “ALLAH TANPA NAMA” kemudian memulai aktifitasnya untuk pertama kali dengan cara “BERFIRMAN” atau berkata kepada “ALLAH PENCIPTA” supaya menampakkan diri-Nya dari dalam kegelapan. “ALLAH PENCIPTA” kemudian merespon perkataan “ALLAH TANPA NAMA” tersebut sehingga terlihat oleh “ALLAH TANPA NAMA”. Setelah terlihat, “ALLAH TANPA NAMA” kemudian memberi nama “SIANG” kepada “ALLAH PENCIPTA”, yang artinya adalah “KELIHATAN / TIDAK TERSEMBUNYI”.
---------------------------------
Pada mulanya “ALLAH TANPA NAMA” berfikir untuk menciptakan Sorga dan Bumi. Keberadaan “ALLAH PENCIPTA” pada saat itu tersembunyi dari pandangan “ALLAH TANPA NAMA”. Hal itu dikarenakan “ALLAH PENCIPTA” tertutup oleh “GELAP GULITA”. Setelah “ALLAH TANPA NAMA” menemukan caranya untuk menciptakan Sorga dan Bumi, “ALLAH TANPA NAMA” kemudian memulai aktifitasnya untuk pertama kali dengan cara “BERFIRMAN” atau berkata kepada “ALLAH PENCIPTA” supaya menampakkan diri-Nya dari dalam kegelapan. “ALLAH PENCIPTA” kemudian merespon perkataan “ALLAH TANPA NAMA” tersebut sehingga terlihat oleh “ALLAH TANPA NAMA”. Setelah terlihat, “ALLAH TANPA NAMA” kemudian memberi nama “SIANG” kepada “ALLAH PENCIPTA”, yang artinya adalah “KELIHATAN / TIDAK TERSEMBUNYI”.
Setelah kelihatan, “ALLAH TANPA NAMA” kemudian berfirman lagi kepada
“ALLAH PENCIPTA” untuk menjadi “PEMBATAS AIR”. “ALLAH PENCIPTA” kemudian
merespon Firman tersebut dengan cara menjadikan diri-Nya sendiri
sebagai pembatas air. Setelah menjadi pembatas air, “ALLAH TANPA NAMA”
kemudian memberi nama baru lagi kepada “ALLAH PENCIPTA” dengan nama
“SORGA”.
Allah pencipta ditulis oleh penulis Kitab Kejadian dengan nama “SAMUDERA RAYA”.
Samudera Raya = Siang = Cakrawala (Pembatas air) = Sorga
Namun.………
Penulis Kitab kejadian juga menuliskan keberadaan Allah yang lain yang
ikut - ikutan merespon Firman “ALLAH TANPA NAMA” untuk menjadikan sebuah
pembatas air. Pembatas air yang dijadikan oleh-Nya berasal dari
diri-Nya sendiri. Pembatas air ini bukanlah pembatas air yang
dikehendaki oleh “ALLAH TANPA NAMA”. Karena ketika “ALLAH TANPA NAMA”
berfirman untuk menjadikan pembatas air, ternyata firman itu hanya
ditujukan kepada “ALLAH PENCIPTA”. Bukan kepada Allah yang lain ini.
----------------------------------
Untuk lebih lengkapnya silahkan klik beberapa link di bawah ini :
----------------------------------
Untuk lebih lengkapnya silahkan klik beberapa link di bawah ini :
1. http://pemahaman-alkitab-sejati.blogspot.co.id/2016/07/memahami-kisah-penciptaan-alam-semesta.html
----------------------------------
Ada tiga Allah yang ditulis oleh penulis Kitab Kejadian.
Ada tiga Allah yang ditulis oleh penulis Kitab Kejadian.
1. Allah yang pertama adalah “ALLAH YANG BERFIRMAN” alias “ALLAH YANG HANYA NGOMONG DOANG.”
2. Allah yang kedua adalah “Allah yang mewujudkan kehendak dari ALLAH YANG BERFIRMAN”.
3. Allah yang ketiga adalah “Allah yang ikut - ikutan mewujudkan
kehendak dari ALLAH YANG BERFIRMAN” ---> Karena perbuatan-Nya itu,
maka penulis Kitab Kejadian menuliskannya dengan nama “GELAP GULITA”.
Kitab Kejadian 1 : 2 (Terjemahan lebih baik)
“….Gelap Gulita berada di atas menutupi Samudera Raya.…”
---> Pada awalnya “GELAP GULITA” dan “SAMUDERA RAYA” bersatu dan tidak dapat dibedakan satu sama lain.
Kitab Kejadian 1 : 3 - 5 (Terjemahan lebih baik)
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang ." - Kemudian - MENJADI TERANG..
Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu “DIBEDAKANNYALAH (IBRANI -
“BADAL”) terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan
gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
---> Setelah “SAMUDERA RAYA” menjadi terang di dalam “GELAP GULITA”
alias “KELIHATAN”, maka “ALLAH TANPA NAMA” kemudian memberikan mereka
“NAMA” dengan tujuan untuk membedakan antara yang satu dengan yang
lainnya. “SIANG” adalah namanya “SAMUDERA RAYA” dan “MALAM” adalah
namanya “GELAP GULITA”.
Keberadaan “SIANG” dan “MALAM” tetap bersatu padu alias tetap ada bersama - sama.
Sekali lagi @Stephie katakan, “SIANG” dan “MALAM” hanyalah nama
yang diberikan oleh “ALLAH TANPA NAMA” untuk membedakan antara yang satu
dengan yang lainnya, dan itulah yang ditulis oleh penulis Kitab
Kejadian.
Samudera Raya = Terang = Siang
Gelap Gulita = Malam
-----------------------------------
Ada dua Sorga di alam semesta ini.
Sorga yang pertama adalah Sorga yang sesuai dengan kehendak dari “ALLAH TANPA NAMA”, sedangkan Sorga yang kedua adalah Sorga yang tidak sesuai dengan kehendak dari “ALLAH TANPA NAMA”.
Sorga yang sesuai dengan Kehendak dari “ALLAH TANPA NAMA” adalah
“SAMUDERA RAYA” yang pada mulanya berada di bawah “GELAP GULITA”, yang
diperintahkan untuk keluar dari “GELAP GULITA”, yang diberi nama oleh
“ALLAH TANPA NAMA” dengan nama “SIANG”, yang diperintahkan untuk menjadi
“PEMBATAS AIR / CAKRAWALA”.
-----------------------------------
Kitab Kejadian 1 : 14 - 15 (Terjemahan lebih baik)
-----------------------------------
Kitab Kejadian 1 : 14 - 15 (Terjemahan lebih baik)
Berfirmanlah Allah: "Jadilah (Ibrani - “HAYAH”) benda-benda penerang
pada cakrawala untuk “MEMBEDAKAN” (Ibrani - “BADAL”) siang dari malam.
Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan
masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang
pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan - Menjadi -
(Ibrani - “HAYAH”) demikian.”
Kitab Kejadian 1 : 14 - 15 adalah
sebuah kisah yang sudah selesai antara “ALLAH TANPA NAMA” dengan “ALLAH
PENCIPTA”. Ketika “ALLAH TANPA NAMA” berfirman : “JADILAH”, maka “ALLAH
PENCIPTA” mewujudkan apa yang dikehendaki oleh “ALLAH TANPA NAMA”.
Karena itu pada ayat 15 ditutup dengan kalimat : " Dan - Menjadi -
(Ibrani - “HAYAH”) demikian.
Namun sama seperti kisah pada saat
penciptaan Sorga. Allah yang ikut - ikutan mewujudkan kehendak Allah
juga ikut - ikutan menciptakan benda - benda penerang. Benda - benda
penerang ciptaan-Nya adalah : Matahari, Bulan dan bintang- bintang.
Kitab Kejadian 1 : 16
Maka Allah menjadikan (ASAH) kedua benda penerang yang besar itu, yakni
yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk
menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
Bacalah
kedua kisah di atas dengan teliti dan hati - hati. Apabila anda sepaham
dengan @Sri Suratmi, maka anda akan menemukan hal - hal demikian :
Kitab Kejadian 1 : 14 - 15
“ALLAH TANPA NAMA” berfirman untuk menjadikan benda - benda penerang di cakrawala / Sorga dengan tujuan :
1. Untuk -MEMBEDAKAN- antara “SIANG” dengan “GELAP”.
2. Sebagai tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun.
3. Sebagai penerang yang menerangi bumi.
NB : Menerangi bumi yang sebenarnya. Bukan menerangi bumi buatan “ALLAH YANG IKUT - IKUTAN MENCIPTA” (Pembahasan lebih lanjut)
Kitab Kejadian 1 : 16
“ALLAH YANG IKUT - IKUTAN MENCIPTA” menciptakan juga benda - benda
penerang yang kita kenal saat ini dengan nama “Matahari, Bulan dan
bintang - bintang” untuk “MENGUASAI dan “MEMBEDAKAN” antara “SIANG” dan
“MALAM”, antara “TERANG” dan “GELAP”.
Alkitab mustahil salah
catat. Alkitab mustahil keliru. Apabila “ALLAH TANPA NAMA” berfirman :
“Jadilah” benda - benda penerang dengan tujuan hanya “Untuk membedakan”
saja, maka “ALLAH PENCIPTA” yang sebenarnya akan mewujudkannya demikian.
Bukan menjadikan benda - benda penerang “Untuk -MENGUASAI- dan
membedakan”
---> Ada kata - kata “MENGUASAI” di dalam Kitab Kejadian 1 : 16
Anda menganggap hal ini sepele ?
Tidak. Ini bukan hal yang sepele. Hal ini ditulis oleh penulis Kitab
Kejadian untuk menunjukkan keberadaan “ALLAH YANG IKUT - IKUTAN
MENCIPTA”, namun hasil ciptaan-Nya bertentangan dengan apa yang
diperintahkan oleh “ALLAH TANPA NAMA”.
Kitab Kejadian 1 : 14 - 15 dan Kitab Kejadian 1 : 16 adalah dua kisah yang berbeda.
Di Kitab Kejadian 1 : 14 - 15, “ALLAH TANPA NAMA” berfirman dengan kata
- kata “HAYAH” dan diwujudkan oleh “ALLAH PENCIPTA” dengan “HAYAH”.
Namun di Kitab Kejadian 1 : 16, “ALLAH YANG IKUT - IKUTAN MENCIPTA” mewujudkannya dengan “ASAH”. Bukan “HAYAH”.
“HAYAH” adalah sebuah proses penciptaan yang dilakukan oleh makhluk
hidup dengan cara menjadikan dirinya sendiri sesuai dengan apa yang
diperintahkan.
“ASAH” adalah sebuah proses penciptaan yang
dilakukan oleh makhluk hidup dengan cara mengambil sebagian dirinya dan
membentuknya menjadi sesuatu.
Apabila anda memahami ini, maka anda tidak akan kesulitan untuk memahami ayat demikian :
Wahyu 21 : 23
Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya,
sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.
---> Benda - benda penerang di Sorga telah diciptakan dengan “HAYAH”
pada kisah yang tertulis di dalam Kitab Kejadian 1 : 14 - 15
---> Benda - benda penerang yang diciptakan dengan “ASAH” akan
hilang. Karena benda - benda penerang yang di “ASAH” pada Kitab Kejadian
1 : 16 bukanlah benda - benda penerang yang dikehendaki oleh “ALLAH
YANG BERFIRMAN”.
---> Allah yang memiliki kemuliaan adalah “ALLAH PENCIPTA”.
---> “ANAK DOMBA” adalah “MANUSIA” yang di “ASAH” oleh “ALLAH PENCIPTA” dari sebagian diri-Nya sendiri.
- Bersambung -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar